OlehHarrista Adiati, M.Psi, Psikolog
Saat ini dunia sedang menghadapi situasi yang sangat penting, kaitannya dengan bidang kesehatan, termasuk di Indonesia. Covid-19 sedang menjadi wabah di masyarakat dunia. Tak kasat mata, ukuran sangat kecil, namun menjadikan suatu kekhawatiran di banyak kalangan. Lalu, bagaimana kita menyikapinya?
Ada berbagai reaksi orang yang berbeda-beda dalam menyikapi wabah Covid-19 ini. Ada yang takut, cemas, menghindar, adapula yang tidak peduli, menganggap remeh, ada juga yang menunjukkan reaksi waspada, tetap tenang, dan aneka reaksi yang ditunjukkan oleh setiap individu. Pandemi virus Corona ini menjadi pemicu berbagai kondisi psikologis individu. Termasuk munculnya stress.
Stress yang berkepanjangan dapat memicu timbulnya depresi. Jika timbul depresi maka individu akan mengalami berbagai macam gangguan seperti yang dijelaskan dalam WHO (2012) bahwa depresi merupakan gangguan mental yang umumnya ditandai dengan perasaan kehilangan minat atau kesenangan, penurunan energi, perasaan bersalah atau rendah diri, sulit tidur atau nafsu makan berkurang, perasaan kelelahan dan kurang konsentrasi, kondisi tersebut dapat menjadi kronis dan berulang dan dapat mengganggu kemampuan individu dalam menjalankan tanggung jawab sehari-hari.
Kapan seseorang dikatakan depresi? Jika setidaknya selama 2 minggu mengalami minimal 5 dari 9 kriteria berikut: (1) Muncul perasaan depresi disebagian besar waktu, bahkan hampir setiap hari. (2) Penurunan minat dan kesenangan di hampir sebagian besar kegiatan dan hampir setiap hari. (3) Adanya perubahan berat badan. (4) Perubahan pola tidur menjadi insomnia atau hypersomnia. (5) Perubahan aktivitas. (6) Merasa kelelahan dan kehilangan energi. (7) Muncul perasaan bersalah atau tidak berharga yang berlebihan . (8) Mengalami penurunan konsentrasi. (9) Memiliki pikiran berulang tentang kematian (tidak hanya takut mati), adanya keinginan bunuh diri berulang tanpa rencana spesifik, usaha bunuh diri , atau rencana spesifik untuk melakukan bunuh diri (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders V).
Cara mencegah depresi yang dapat dengan mudah dilakukan oleh individu yaitu kelola stress, percaya bahwa diri anda berharga, meningkatkan daya juang dalam menghadapi tantangan, berdoa, relaksasi, berpikir positif, bergaul dengan teman-teman yang mendukung hal positif, pola hidup sehat, kurangi waktu bemedsos, alihkan pada kegiatan produktif secara langsung dengan komunitas atau orang-orang yang membangun hal positif.
Adapun penangan jika mengalami depresi adalah ceritakan masalah anda pada orang yang dipercaya misal, pasangan, keluarga, sahabat; menulis buku harian yang bercerita tentang suasana hati anda untuk melihat perasaan negatif dari sudut pandang berbeda. tulis juga tentang hal-hal positif dalam hidup anda; berdoa; pola hidup sehat; menjalin kontak sosial dengan lebih bahagia dapat untuk memerangi rasa terisolasi yang menjadi pemicu depresi menjadi lebih berat, perbanyak komunikasi dengan keluarga, teman, kerabat; mengikuti konseling psikologi.
Kita dapat mengambil hikmah bahwa kondisi seperti sekarang mampu meningkatkan kualitas pribadi kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan berdaya dengan cara kita belajar memperbaiki cara respon kita menjadi lebih baik terhadap pandemi Covid 19 ini. Salam sehat selalu.
Penulis: Psikolog Klinis di Klinik Psikologi RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo
Telp : 083144980982
Email : harristaadiati@yahoo.co.id